BILD SURABAYA – Pada Hari Selasa, 25 Mei 2010 Kontribusi kesepakatan perdagangan bebas ASEAN-Tiongkok yang mulai berlaku awal tahun ini sudah dirasakan sektor penerbangan. Malaysia Airlines (MAS), misalnya, mencatat pertumbuhan jumlah permintaan rute connecting ke Beijing dan Shanghai. Sebagian besar permintaan untuk rute itu didominasi kalangan pebisnis.
Menurut Bambang Priambodo, sales representative Malaysia Airlines Surabaya, permintaan penerbangan ke Tiongkok tumbuh menjadi 30 persen dari total permintaan penerbangan internasional. "Rata-rata dalam satu bulan bisa sekitar 30 penumpang yang ke Tiongkok. Kalau tahun lalu hanya sekitar tujuh penumpang per bulan atau 10 persen dari total permintaan penerbangan internasional," ucapnya kemarin (24/5).
Dia menjelaskan, selama ini, 60 persen market Malaysia Airlines adalah pebisnis. Sisanya, 40 persen, adalah pelancong. "Rata-rata memang pebisnis yang ingin mengikuti pameran di Tiongkok," kata Bambang.
Sampai akhir 2010 nanti, pihaknya memproyeksikan kontribusi pasar untuk tujuan ke Tiongkok mencapai 50 persen. Sebab, rute tersebut sangat potensial untuk sektor perdagangan dan pariwisata. "Kami akan terus memacu rute tersebut dengan menggandeng travel agent dan memberikan spesial rate. Fokus kami tahun ini memang untuk rute tersebut.''
Selain Tiongkok, rute andalan lain adalah India yang berkontribusi 20 persen, Eropa 10 persen, Hongkong 20 persen, dan campuran berbagai negara 20 persen. ''Dulu rute tujuan Bangkok jadi andalan dengan kontribusi sampai 30 persen. Sekarang tinggal 10 persen karena konflik dalam negeri,'' terangnya.
Sementara itu, load factor selama kuartal pertama lalu cenderung fluktuatif. Rinciannya, Januari-Februari membukukan load factor sampai 90 persen, sedangkan Maret-April turun jadi 80 persen. ''Hampir 40 persen market kami berasal dari tenaga kerja Indonesia dan sisa 60 persen dari pebisnis dan wisatawan,'' tuturnya.(TV 3)
.jpg)
.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar