Senin, 06 Desember 2010
PRODUKSI PADI 22 KABUPATEN/KOTA NAIK 5%
BILD SURABAYA-Pada Hari Rabu, 1 Desember 2010 pukul 09:13:50 WIB Bdan Ketahanan Pangan Provinsi JATIM mengadakan Rapat Pleno Dewan Ketahanan Pangan Provinsi JATIM di Hotel Singgasana Surabaya.
Sekretaris Daerah (SEKDA) Provinsi JATIM Dr H Rasiyo saat membuka Rapat Pleno Dewan Ketahanan Pangan Provinsi JATIM dan mengatakan bahwa Musim tanam tahun 2010 membuat tingkat ketahanan pangan di JATIM semakin meningkat. Tahun ini, sebanyak 22 kabupaten/kota produksi padinya meningkat lebih dari 5% dibandingkan tahun 2009.
Karena beberapa kabupaten/kota yang produksi padinya meningkat. kabupaten/kota yaitu Pacitan,Trenggalek,Jember,Banyuwangi,Bondowoso,Situbondo,Madiun,Kota Kediri,Sidoarjo,Pasuruan,Probolinggo,Magetan,Ngawi,Bojonegoro,Tuban,Gresik,Kota Surabaya, Bangkalan, Sumenep, Kota Malang, Kota Probolinggo dan Kota Madiun,
Menurut data Dinas Pertanian JATIM menyebutkan, produksi padi mencapai 11.375.779 gabah kering giling (GKG) dengan produktivitas 58,56 kuintal GKG/ha. Sementara surplus beras diprediksi mencapai 4.214.838 ton beras yang didapat dari total produksi beras 7.730.088 ton beras dikurangi konsumsi masyarakat Jatim sebesar 3.515.249 ton beras. Tahun ini, luas areal tanam padi mencapai 2.062.986 ha dengan luas areal panen 1.980.349 ha.
Adanya musim kemarau basah adalah salah satu faktor yang membuat meningkatnya produksi padi. Selain itu, beberapa program kebijakan pemerintah, diantaranya pengamanan ketersediaan pangan melalui pengamanan lahan sawah di daerah irigasi pada lahan sawah abadi, peningkatan mutu intensifikasi serta optimalisasi dan pemanfaatan lahan kering juga menjadi faktor penunjang. Kegiatan lain, yakni melalui ektensifikasi, intensifikasi, rehabilitasi lahan-lahan marginal dan diversifikasi komoditi untuk mengantisipasi terjadinya alih fungsi dan kerusakan lahan yang cukup tinggi.
Tahun ini, kebijakan tentang penggunaan pupuk dilaksanakan melalui gerakan penggunaan pupuk organik dalam upaya meningkatkan kandungan bahan organik sawah hingga 5%. Pemprov juga telah memberikan bantuan alat pengolah pupuk organik berupa Chopper atau Granulator pada tahun 2009 sebanyak 600 unit untuk 600 kelompok tani.
Mengantisipasi bencana alam dan gangguan iklim terhadap produktivitas dan produksi yang disebabkan adanya anomali iklim dan kerusakan sumber daya alam, sehingga berakibat pada turunnya produktivitas areal pertanaman. Pemprov telah memberikan bantuan benih melalui program SL-PTT padi non hibrida seluas 124.400 ha dengan jumlah sekolah lapangan (SL) 4.906 unit yang dialokasikan di 29 kabupaten. Bantuan tersebut, diantaranya berupa pemberian padi hibrida seluas 30.800 ha dengan jumlah sekolah lapangan 3.080 unit yang dialokasikan di 15 kabupaten, bantuan langsung benih unggul (BLBU) tahun 2009 padi non hibrida seluas 32.400 ha, padi hibrida seluas 160.000 ha, Cooperativ Farming seluas 50 ha per kabupaten di 29 kabupaten, pengembangan System Rice Intensification (SRI) seluas 735 ha, jaringan irigasi tingkat usahatani (JITUT) seluas 10.000 ha, dan jaringan irigasi tingkat desa (JIDES) seluas 7.700 ha.
Pembangunan pertanian dengan pendekatan agribisnis merupakan pilar pembangunan ekonomi di JATIM. Perkembangan pembangunan tersebut menjadi parameter meningkatnya perkembangan ekonomi. Sub sektor tanaman pangan dalam perekonomian cukup memegang peran penting,karena merupakan salah satu sub sektor yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap PDRB di JATIM. Dengan potensi sumberdaya lahan yang mencapai 4.656.757 ha, Jatim mampu memenuhi kebutuhan pangan bagi penduduknya, serta memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap produksi pangan nasional.
Tahun 2009, kontribusi JATIM terhadap kebutuhan nasional seperti padi mencapai 17,48%, jagung 29,87%, kedelai 38,31 %. Tahun 2009 berdasarkan angka tetap (atap) BPS produksi padi meningkat sebesar 0,78 juta ton (7,49%) dibanding produksi padi tahun 2008,produksi jagung tahun 2009 sebesar 5,27 juta ton pipilan kering meningkat sebesar 0,21 juta ton (4,23%) dibanding produksi jagung tahun 2008,produksi kedelai tahun 2009 sebesar 355,26 ribu ton biji kering meningkat sebesar 77,98 ribu ton (28,12%) dibanding produksi kedelai tahun 2008.
Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) JATIM Dra Tutut Tri Herawati mengatakan, rencana ketahanan pangan di Jatim tahun 2011-2015, diantaranya dilakukan dengan mengembangkan system informasi pangan dan komodiri yang real time dalam upaya pemantapan strategi tanam, terkait keseimbangan supply-demand dalam skala lokal, regional, nasional dan internasional.
Ketahanan pangan terdiri dari dari tiga sub-sistem utama, yaitu ketersediaan pangan (food availability), akses pangan (food acces), dan penyerapan pangan (food utilization). Efektifitas dari penyerapan pangan tergantung pada pengetahuan rumah tangga, sanitasi, dan ketersediaan air.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan SEKDAPROP JATIM selaku Ketua Harian Dewan Ketahanan Pangan Provinsi JATIM Ir Hadi Prasetyo ME mengatakan mari kita bekerja sama untuk meningkatkan mutu Pangan kita dan menjadikan Provinsi JATIM sebagi pusat Pangan Nasional. (Ronny & Tia)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
NATAL & TAHUN BARU 2011
NATAL & TAHUN BARU 2011
IDUL FITRI TAHUN 2010
IDUL FITRI 2010
IKLAN BILD GROUP
| Spesifikasi / Ukuran | Harga (Rp) |
01 | 1 Halaman Warna | Rp. 3.000.000,- |
02 | 1/2 Halaman Warna | Rp. 1.500.000,- |
03 | 1/4 Halaman Warna | Rp. 800.000,- |
04 | Icon ( | Rp. 500.000,- |
05 | 1 Halaman Hitam Putih | Rp. 1.500.000,- |
06 | 1/2 Halaman Hitam Putih | Rp. 800.000,- |
07 | 1/4 Halaman Hitam Putih | Rp. 400.000,- |
08 | Icon ( | Rp. 300.000,- |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar